Begini Cara Rusia Membangun Pasukan Hacker

 Pemerintah Amerika Serikat meyakini hacker Rusia melakukan serangan yang mempengaruhi hasil pemilihan presiden di Negeri Paman Sam. Presiden Barack Obama pun akhirnya memenuhi janji balas dendam, dengan mengusir 35 diplomat Rusia yang dituding turut berperan dalam serangan tersebut.

Oktober lalu, intelijen AS mengidentifikasi pemerintah Rusia sebagai sumber serangan hacker yang menyasar Partai Demokrat dan membocorkan email pribadi. Rusia diyakini melakukannya untuk membantu kemenangan Donald Trump atas Hillary Clinton.

Rusia memang sangat giat membangun kekuatan cyber. Seorang hacker kawakan di Moskow bernama Aleksandr B. Vyarya misalnya, mengaku didekati pemerintah Rusia untuk direkrut. Awalnya dia semangat karena mengira tugasnya adalah mempertahankan Rusia dari serangan cyber. 

Ternyata misi yang dibebankan adalah sebaliknya sehingga dia menolak. Militer Rusia ternyata berusaha memperkuat diri untuk perang cyber. "Aku tidak bisa. Itu berlawanan dengan prinsipku dan ilegal," tandasnya yang dikutip detikINET dari New York Times, Jumat (30/12/2016).

Meski program cyber Rusia sangat tertutup, detail mengenai upaya pemerintah di sana untuk merekrut hacker, apakah itu profesional seperti Aleksandr, mahasiswa atau bahkan hacker kriminal, sedikit banyak memperlihatkan rencana besar Rusia membentuk kelompok hacker elit.

Dalam tiga tahun ke belakang, pemerintah Negeri Beruang Merah itu giat merekrut, antara lain membuka lowongan di media sosial. Kadang juga berbicara langsung dengan hacker kriminal dengan kemampuan tinggi dalam rangka mempekerjakan mereka membantu misi pemerintah. 

"Jika kalian baru saja lulus dari kampus, jika kalian spesialis teknik, jika kalian siap untuk menggunakan pengetahuan kalian, kami memberikan kalian kesempatan," sebut sebuah iklan dari Departemen Pertahanan di media sosial Rusia, Vkontakte.

Maka tidak mengherankan jika Rusia benar-benar bisa mengganggu proses pemilihan presiden AS walaupun mereka tidak pernah mengakuinya. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan tidak seharusnya Obama menyalahkan Rusia atas kekalahan Hillary Clinton dari Donald Trump.